Walaupun estimasi nilai pasar e-commerce Indonesia
cukup bervariasi berdasarkan sejumlah penelitian, mereka semua paling tidak
setuju akan satu hal: perkembangan pasar e-commerce Indonesia tumbuh secara
signifikan. Berdasarkan temuan eMarketer, pasar e-commerce B2C (business-to-consumer)
Indonesia memiliki catatan pertumbuhan terbesar di Asia Pasifik hingga 2017.
Ini adalah ranah yang sangat hangat dan waktu yang
tepat bagi siapapun untuk mulai masuk. Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan
untuk mulai melakukan penjualan online, berikut ialah delapan marketplace online
di Indonesia yang bisa menjadi bahan pertimbangan para penjual individu.
Website seperti Kaskus, OLX, dan Berniaga tidak
termasuk di daftar ini karena mereka memiliki model bisnis classifieds atau
listing online. Tidak ada fitur rekber di dalamnya. Kami juga tidak memasukkan
Blibli dan Indonetwork karena kedua website tersebut lebih berfokus merekrut
perusahaan dibandingkan individual sebagai penjual.
Berikut ialah ke-8 marketplace yang
kami urutkan berdasarkan peringkat di Alexa:
Didirikan pada awal 2010 sebagai salah satu produk
portofolio agensi digital bernama Suitmedia, Bukalapak bertumbuh sebagai salah
satu produk online terbesar karya anak bangsa di Indonesia. Achmad Zaky selaku
CEO mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 150.000 penjual1 dan 1,5 juta produk aktif di
Bukalapak.
Pada Januari 2014, Achmad mengatakan bahwa Bukalapak
memproses transaksi senilai Rp 500 juta setiap harinya. Di website ini, para
pengguna dapat melakukan aktivitas jual beli dengan harga pas maupun harga yang
siap untuk dinegosiasikan. Bukalapak memiliki fitur dompet virtual bernama
Bukadompet sebagai salah satu metode pembayaran.
Saat ini berjualan di Bukalapak masih gratis.
Berdiri pada awal 2009, Tokopedia dinilai sebagai
pemimpin pasar dalam ranah marketplace online di Indonesia.
Paling tidak, Tokopedia memiliki jumlah modal yang sangat besar berkat USD 100
juta (Rp 1,2 triliun) yang disuntikkan beberapa bulan lalu oleh Softbank
Internet and Media Inc. dan Sequoia Capital.
William Tanuwijaya selaku CEO mengatakan bahwa saat
ini mereka memiliki “ratusan ribu” penjual yang bertumbuh jumlahnya sebesar 30
persen setiap bulan. Saat ini Tokopedia memiliki 3,3 juta produk aktif, dimana
sekitar 2 juta produk terjual di platform setiap bulannya.
Tokopedia belum menarik biaya apapun dari para
penjual.
Elevenia merupakan salah satu pemain termuda di daftar
ini, namun mereka sangat agresif dan telah mencatat pertumbuhan sangat besar di
tahun pertama operasinya. Diluncurkan pada bulan Maret 2014, perusahaan
hasil joint venture antara XL Axiata dan SK Planet asal Korea
Selatan ini memiliki 2 juta produk aktif dan melayani 8.000 order setiap
harinya.
Uniknya, perusahaan ini menyediakan seller
zone di Jakarta, berisikan studio foto dan ruang pelatihan untuk
membantu para penjual online yang masih baru. Semua hal itu dapat digunakan
secara gratis.
Elevenia mengambil komisi dari setiap penjualan di
dalam platform.
Berasal dari Singapura, Qoo10 merupakan
perusahaan joint venture antara eBay dengan GMarket asal Korea
Selatan. Qoo10 Indonesia sendiri mulai beroperasi sejak tahun 2012, dan
mengklaim memproses transaksi senilai lebih dari USD 2,5 juta (Rp 32 miliar)
setiap bulannya.
Selain di Indonesia, Qoo10 juga beroperasi di
Singapura, Jepang, Malaysia, China, dan Hong Kong. Qoo10 Indonesia menarik
komisi dari setiap penjualan yang terjadi di dalam platform.
Diluncurkan pada tahun 2011, Rakuten Belanja Online
(RBO) awalnya merupakan perusahaan hasil joint venture antara
konglomerat media MNC dan raksasa e-commerce Jepang Rakuten. Namun, pada tahun
2013 kerjasama itu secara resmi berakhir, dan sekarang RBO beroperasi sendiri
di Indonesia.
Tidak banyak informasi seputar perkembangan RBO. Pada
tahun 2013, RBO memiliki target menjual 1 juta produk di dalam websitenya. Dan
walaupun menganut model bisnis B2B2C (business-to-business-to-consumer),
mulai September 2014 RBO membuka pintu bagi penjual mikro dan individual untuk
ikut berjualan di dalam platformnya.
RBO mengambil komisi dari setiap penjualan.
Diluncurkan pada akhir tahun 2013, Lamido
merupakan marketplace buatan Rocket Internet, kepala
perusahaan yang juga berada di balik toko online Lazada dan Zalora Indonesia.
Lamido sendiri beroperasi dengan ketat dengan Lazada Indonesia, dimana penjual
yang masih tergolong lebih kecil dapat berjualan di Lamido, sedangkan mereka
yang sudah lebih besar dapat berjualan di Lazada. Namun, Anda akan tetap
melihat sejumlah barang dan penjual yang sama di kedua belah website.
Selain di Indonesia, Lamido juga beroperasi di
Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Berjualan di Lamido Indonesia masih gratis.
Sebagai perusahaan joint venture antara
Telkom Indonesia dengan eBay, kehadiran Blanja memiliki potensi besar untuk
membuat saingannya was-was. Walau sudah beroperasi sejak 2013, Blanja baru
secara resmi diluncurkan pada Desember 2014.
Dari “hanya” 600 penjual, Blanja klaim telah memiliki lebih dari 1 juta
produk di dalam website. Blanja mengambil komisi dari setiap penjualan yang
terjadi di dalam platform.
Tidak ingin ketinggalan, Indosat juga memiliki marketplace bernama
Cipika Store yang diluncurkan pada Agustus 2014. Namun, berbeda dengan pemain
lainnya di daftar ini, Cipika Store memiliki spesialisasi menjual berbagai produk
dalam negeri seperti makanan dan baju khas daerah. Pada bulan Agustus, Cipika
mencatat 25.000 pengunjung harian.
Cipika Store bekerjasama dengan aplikasi marketplace mobile
Shoop, salah satunya untuk mengumpulkan penjual dan produk. Walau di dalam
perjanjian penjual disebutkan bahwa Cipika Store mengambil komisi dari penjualan, belum
dijelaskan secara detil berapa besar komisi yang diambil.
Manakah di antara marketplace online
di atas yang menjadi pilihan kalian? Apa saja sih pengalaman kalian berjualan
di sana? Ayo ceritakan pada kolom komentar di bawah!
8 marketplace terbaik di Indonesia untuk membantu Anda berjualan online
Reviewed by Unknown
on
November 06, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: